Cerpen sedih kali ini berjudul AKHIR SEBUAH PENANTIAN... Selamat membaca SAHABAT ZIEVER...
Kehadiran
cinta menjadikan dunia indah penuh warna. Dengan cinta langkah terasa
ringan, gairah hidup menjadi berlipat bahkan tanpa disadari cinta mampu
membuat seseorang melakukan hal hal yang tidak pernah di duga.
Cinta yang tulus tidak mengenal jarak,
waktu dan keadaan. Tidak ada sesuatu yang bisa menjadi batas dalam
cinta, karena cinta lahir dan tinggal di dalam hati. Bentangan waktu dan
hamparan samudera tidak juga bisa menjadi penghalang tumbuhnya cinta.
Perpisahan yang tercipta karena bentangan
waktu dan hamparan samudera membuat hati kelu. Tetapi, kekuatan
ketulusan cinta kasih akan mampu menjadi penyangga sekaligus benteng
yang akan menjaga keutuhan suatu hubungan.
Sesuatu yang sangat sulit memang aku
rasakan tak kala aku harus berpisah dengan orang yang sangat aku sayangi
dan cintai. Tetapi tidak ada pilihan lain. Berpikir jauh ke depan untuk
masa depan adalah hal utama yang harus di perhitungkan.
“ Sayank, maafkan Andre ya. Percayalah
kita berpisah untuk sementara, semua ini demi masa depan kita berdua”
ucapan Andre kekasihku seketika membuyarkan lamunanku. Seketika hatiku
menjadi perih, rasa takut menyelinap tanpa aku minta.
Lima tahun ku jalani hari hari bersama
dia. Susah, senang, menangis, tertawa aku selalu bersama dia. Andre
adalah sosok kekasih yang baik untukku. Dia sangat menjaga, menghargai
dan selalu menyayangiku sepenuh hati. Kapanpun dan dimanapun Andre
selalu ada untukku.
Andre adalah sosok yang cerdas, jadi
tidak heran kalau dia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studynya ke
luar negeri. Australia adalah Negara yang di pilih Andre. Karena itulah
dia akan meninggalkan aku sendiri, hanya berteman dengan cinta antara
aku dan dia tanpa bisa melihat senyumnya yang biasanya selalu terlihat
di setiap waktuku.
Waktu yang sudah di tentukan untuk
keberangkatan Andre tiba. Saat inilah ujian cinta antara aku dan dia
akan dimulai. Jarak dan waktu akan menjadi saksi sejauh mana, sedalam
apa kekuatan cinta yang kami miliki.
Di dalam taxi yang membawa aku dan Andre
menuju bandara, sepanjang perjalanan aku hanya membisu. Hatiku terasa
pilu. Perasaan sedih dan takut menjalari hatiku. Selama ini aku tak
pernah jauh sama dia dan sekarang aku akan di pisahkan oleh jarak dan
waktu. Terpisah oleh bentangan lautan samudera. Meski Tehknologi sudah
canggih dan jarak dan waktu bukanlah menjasi masalah tetapi hati ini
tetaplah tidak bisa kompromi ingin rasanya selalu dekat bersama sama.
Detik detik perpisahan itu semakin dekat.
Perasaanku semakin tidak karuan. Air mata seolah seperrti aliran sungai
tak berbendung. Aku yakin Andre juga merasakan hal yang sama seperti
yang aku rasakan. Kedewasaanyalah yang bisa menutupi perasaan itu.
Dengan sabar dan penuh kasih sayang dia mencoba menenangkanku,
menguatkan aku, dan meyakinkan bahwa jarak dan waktu bukanlah masalah,
kesetiaanlah yang terpenting dan komunikasi. Keraguan akan kesetiaan
memang tidak ada di antara aku dan dia, lima tahun bukan waktu yang
singkat untuk kita mengenal satu sama lain, itulah yang juga menjadi
alasan Andre yakin bahwa semua akan baik baik saja.
“Berjanjilah untukku, untuk cinta kita”,
kata kata Andre yang semakin membuat pilu hatiku. Tangannya yang lembut
mengusap air mataku yang semenjak di perjalanan tadi tak berhenti
mengalir. Dia tersenyum seolah ingin menenangkanku.
“ Aku akan setia menunggumu, aku janji “
ucapku singkat seraya menhambur memeluknya. Isak tangisku pecah menderu.
Semua terasa berat seperti berpisah untuk selama lamanya. Di belainya
rambutku seraya membujukku untuk tenang.
Di genggamnya tanganku yang mungil,
matanya menatapku sayu. Dia tahu apa yang aku rasakan karena dia
merasakan hal yang sama. “ Aku juga berjanji akan menjaga semuanya, aku
akan kembali seperti saat aku akan pergi hari ini , sebagai kekasihmu “.
Di akhir kata katanya butiran bening itu terlihat di sudut matanya yang
redup. Di rengkuhnya tubuhku yang mungil. Sejenak kami terdiam
membiarkan hati kami saling bicara. Perlahan di lepaskanya genggaman
tangan itu, di kecupnya keningku penuh cinta kasih.
“ I Love You “, “ I Love You too “. Kata
singkat pengikat hati yang mampu mewakili segenap rasa yang ada di dalam
jiwa, sebagai kata terakhir yang mengantar langkahnya meninggalkan aku
di sini sendiri hanya berteman dengan cinta antara aku dan dia.
Sepanjang perjalanan pulang aku terdiam
sepi. Pikiranku melayang. Hatiku berbicara sendiri, Air mata mengurai
sedih yang tak bertepi.
“ Andre, aku akan selalu
menantimu.Ku akan menanti, meski harus penantian panjang. Aku akan tetap
setia menunggumu kutahu kau hanya untukku. Biarlah waktuku habis oleh
penantian ini hingga kau percaya betapa besar cintaku padamu, ku tetap
menanti “.
******
Waktu bergulir begitu cepat, detik menit,
hari, bulan tak terasa ku lalui meski dalam bersendirian. Pada awal
beberapa bulan pertama memang sulit aku rasakan, namun sebisa mungkin
kusibukkan diri hingga aku bisa menjalani hari sendiri tanpa Andre di
sisiku seperti biasanya. Meski begitu aku dan dia selalu berkomunikasi
kapanpun dimanapun, dan itulah karenanya dia tetap bersa di sisiku meski
raganya jauh disana.
Tak terasa setahun sudah berlalu,
hubungan jarak jauh aku jalani tanpa sedikitpun rintangan. Perasaan yang
selalu menyiksa, rindu yang kian membuncah semua membuat aku mengerti
bahwa hanya dialah yang mampu memenangkan hatiku. Hanya dia yang mampu
membuat aku tenang dan tersenyum menjalani hari hariku meski banyak goda
yang datang tak satupun mampu menggoyahkan tulusnya kasih sayang serta
cintaku sama Andre.
Tapi ternyata tidak begitu dengan Andre,
entah karena apa suatu hari dia memintaku untuk melupakanya dan mencari
penggantinya. Tak ada masalah sebelumya. Seperti langit cerah yang
membiru dengan terik matahari yang bersahabat namun tiba tiba hujan
badai menderu. Dia memintaku untuk mencari penggantinya agar aku tidak
kesepian dan yang lebih menyakitkan dia sudah membagi cintanya dengan
gadis teman kuliyahnya di negeri kanguru itu.
“ Lupakan aku, aku telah menghianatimu,
aku mencintai gadis teman kuliahku” ku dengar suara andre waktu itu
sedikitpun tak memikirkan perasaanku.
Air mata tak lagi bisa ku bendung. Hatiku
sakit teriris sembilu. Andre yang dulu kini sudah berubah. Andre yang
dulu sangat sayank dan menjaga perasaanku, tak pernah sekalipun
menyakiti hatiku kini telah berbeda. Aku libung seketika. Langkahku
terasa terhenti, aku berdiri tanpa pegangan aku bersandar tanpa
sandaran.
Hatiku beku, berjuta tanya tanpa jawab
berkecamuk menghiasi setiap waktuku. Melamun dan menangis hanya itulah
yang aku lakukan setelah itu. Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku,
tapi yang pasti perasaan dan cintaku pada Andre masih sama tak
sedikitpun berubah, tak sedikitpun kebencian itu mengotori ketulusan
cintaku padanya.
Waktu terus berlalu, berbulan bulan sudah
tiada kabar berita dari andre. Semenjak pernyataan keinginanya untuk
memutuskan hubungan denganku, sama sekali dia tidak mau mendengarkan
kata kataku, dia tidak mengerti perasaanku, tak pernah sekalipun dia
menjawab sms, imail bahkan pesan pesan di FB ataupun YM tak pernah ada
yang dia balas. Semua membuat aku sedih tak menentu. Aku tak bisa
sedikitpun melupakan dia. Aku tetap mencintainya seperti dulu, tak
berubah. Akhirnya ku putuskan meninggalkan pesan di FB serta ku kirim
SMS yang sama dan tlah kukatakan itu pesan dan keputusan yang terakhir
dariku.
“ Andre, cintaku masih
seperti dulu tak berubah. Meski dirimu bukan milikku namun hatiku tetap
untukmu, berjuta pilihan disisiku takkan bisa menggantikanmu. Walau
badai menerpa cintaku takkan kulepas, berikan kesempatan untuk
membuktikan kumampu jadi yang terbaik , aku masih yang terbaik untukmu,
untuk cinta kita. Ku akan menanti dan menantimu sampai saat nanti sudah
terlihat jelas bahwa kamu memang bukan untukku, baru saat itu aku akan
melepasmu untuk bahagiamu “.
Setelah itu kuputuskan untuk tidak lagi
mengganggu dan menghubungi Andre walau dalam hati setiap detik aku
selalu mengharap kabar dari dia, kerinduanku akan dia sungguh hamper
membuat aku gila.
Kusibukkan diriku dengan segala kegiatan
agar aku bisa melupakanya. Banyak teman pria yang mencoba mendekatiku
tapi sama sekali sosok Andre tak bisa tergantikan. Hanya dia satu di
hatiku, bahkan semakin hari kerinduan yang ada semakin menguatkan
cintaku walau aku tahu dia sudah meninggalkanku. Sakit memang tapi
cintaku lebih kuat hingga sakit yang Andre torehkan tak mampu menggores
rasa yang ada dalam hatiku.
Waktu semakin berlalu, tanpa kusadari
empat tahun sudah perpisahanku sama Andre. Itu berarti tidak lama lagi
Andre sudah harus kembali. Aku gelisah tiba tiba saja aku ingin
menghubunginya. Aku ingin mendengar suaranya, aku ingin tahu keadaan
dia, kapan dia akan kembali, masihkah dia berhubungan dengan gadis
pilihanya itu. Tidak tahu kenapa tiba tiba bayangannya semakin buat aku
resah. “ Ndre, adakah kamu mengingatku saat ini “ tanyaku dal hati
seraya menatap wajahku dalam pantulan cermin.
“ dreeeet dreeettttt “ HP ku bergetar satu SMS masuk
Kubuka perlahan dengan malas. Sontak
mataku melotot tak percaya. Aliran darahku seolah berhenti. Ingin
menangis rasanya tapi seolah sudah tak ada persediaan air mata.. Berkali
ku baca SMS itu untuk meyakinkan benarkah sms yang aku terima barusan.
Rasanya seperti mimpi.
“ Cint….gimana kabarmu “ itulah sms singkat yang di kirim Andre.
Tanganku bergetar. Ingin rasanya
berteriak pada dunia bahwa saat ini aku bahagia. Sangat bahagia.
Bagaimana tidak pada saat aku bener bener merindukan dia, memikirkan
dia, tiba tiba dia sms. Mungkinkah dia masih mencintaiku? Apakah dia
akan kembali lagi padaku? Atau malah mungkin dia akan memberitahu bahwa
dia akan menikah?. Ahhhh…… berjuta tanya tiba tiba mulai mempengaruhiku.
“ Ndre….aku baek. Kamu apa kabar? Kapan
pulang? Aku kangen. Aku masih tetep seperti dulu. Aku masih menunggumu
seperti pesan terakhir yang aku kirim untukmu”. Ku balas sms Andre
sekalian ingin tahu apa yang ingin dia sampaikan setelah ini.
Ku tunggu . detik, menit jam dan hari
berlalu tapi Andre tak juga membalas sms itu. Aku kian gelisah. Bayangan
akan kenangan saat saat bersamanya membayang menari di pelupuk mataku.
Air mata setia mengurai kebekuan hatiku. Seperti hujan yang ingin
menyiram gersangnya jiwaku yang di landa kerinduan yang begitu
membuncah. Entah dapatkah semua terbayar oleh pertemuan atau selamanya
akan terus menyesak didada.
Suatu hari di ujung senja ku beranikan
diri untuk menelfon dia. Aku sudah bertekad menanyakan kejelasan atas
semua. Aku dah siapkan mental dan hatiku untuk bisa menerima apapun
kenyataan yang mesti aku terima. Ku pencet nomor HP andre yang ada dalam
menu phonebook di HPku terdengar nada sambung tapi lama tak terjawab.
Ku coba lagi hingga ketiga kalinya barulah Andre mau menjawab.
“ Ndre….” Hanya kata itu yang keluar dari
bibirku. Air mata seketika membanjir. Bibirku seolah terkunci.Aku tak
bisa berkata apa apa. Aku tersedu dalam tangis pilu.
“ Cint,….jangan nangis please!! Maafin
Andre. Maafin Andree sudah menyakiti, sudah mengkhianati cinta kita.
Maafin Andre sayank “ .
Kata kata Andre semakin membuat tangisku
kian tersedu. Ingin rasanya aku menghambur kedalam pelukanya hingga dia
bisa merasakan apa yang aku rasakan sat ini, bagaimana rindunya aku
selama ini. Aku tak bisa berkata apa apa.
“ Cint….aku sekarang tidak lagi bersama
gadis yang aku pilih. Aku menyesal meninggalkanmu. Dia malah
menghianatiku. Dia pergi meninggalkan aku dan memilih laki laki lain.
Sekarang aku tahu apa yang kamu rasakan saat aku memutuskanmu dulu,
bahkan tanpa aku mau mendengarkanmu, maafkan aku cint. Mungkin ini
terlambat bagiku, mungkin kamu sekarang sudah ada penggantiku. Aku bisa
terima karena itu juga yang kuinginkan dulu, tapi kenapa kamu menangis
sayank…? Usap air matamu”.
“ Ndre, aku masih seperti dulu aku masih
menunggumu sampai saat ini aku masih setia sama cinta kita. Kamu tak
pernah tergantikan oleh siapapun “ kataku tetap dalam isak tangisku.
“ Cint,,,,maafkan aku “ suara Andre penuh penyesalan.
Sejak saat itu aku putuskan untuk membina
lagi jalinan cintaku bersamanya yang pernah di putuskanya. Kali ini dia
berjanji tidak akan meninggalkanku lagi. Senyumku kembali. Aku merasa
lebih hidup. Amunisi baru seoalah merasuki jiwaku. Ku lalui hari hariku
penuh semangat dan optimis. Menunggu kedatangan Andre yang di jadwalkan
tiga bulan lagi dia akan pulang menemuiku. Dan Kita akan menikah.
Ahhh… seperti taman bunga suasana hatiku.
Penuh dengan bunga indah merekah. Akhirnya penantianku akan berakhir
bahagia. Cinta tulusku akan segera terwujud pada satu ikatan yang selama
ini ku impikan. Pernikahan. Menikah dengan orang yang sangat aku
cintai. Sungguh sangat bahagia walau baru sekedar membayangkan.
Waktu yang lama aku tunggu tiba. Hari ini
Andre pulang. Aku bersama kedua orang tua Andre bersiap menuju bandara
menyambut kedatangan Andre. Sebelum memasuki pesawat yang akan di
naikinya tadi pagi Andre sempat menelfonku.
“ Cint, aku tak sabar ingin melihat
senyummu lagi. Aku tak tahu apakah aku masih di beri kesempatan untuk
melihatnya lagi apa tidak. Cint aku sangat mencintai kamu. Kamu adalah
gadis satu satuya yang bisa aku banggain. Cint, Ilove you so much.
Sebentar lagi aku akan memelukmu, menyatukan cinta kita dalam keabadian
“, setelah mengucapkan semua kata itu Andre menutup HPnya karena pesawat
akan segera lepas landas.
Tiga puluh menit sudah berlalu,
seharusnya pesawat yang di tumpangi Andree sudah mendarat. Aku juga
semua orang yang sedang menunggu kedatangan kerabat, keluarga dan orang
orang yang dicinta di kecam kegelisahan karena sudah setengah jam lebih
jadwal pesawat itu mendarat terlewati. Di antara kegelisahan para
penunggu tiba tiba suara petugas bandara melalu Microfon membuat suasana
menjadi hingar bingar. Teriakan histeris tangis tiba tiba mengambil
alih keheningan sebelumnya.
Pesawat yang di tumpangi Andre di
nyatakan hilang alias kecelakaan dan belum bisa di ketahui dimana itu
terjadi dan bagaimana keadaan pesawat tersebut.
Seketika aku merasa aliran darahku
terhenti, tulang tulangku seperti keropos, melemas, pandanganku mendadak
kabur, selanjutnya entah apa yang terjadi aku tidak tahu, aku ambruk
tak sadarkan diri.
Saatku buka mata yang kulihat hanya kamar
dengan ruangan serba putih. Rasa ngilu terasa di pergelangan tanganku
akibat selang infus. Perlahan ku perjelas pandanganku, ku mencoba ingat
apa yang sudah terjadi, tanpa ku minta air mataku menjawab hatiku pilu
aku terisak kian menjadi. “ Ya Allah kenapa ini terjadi padaku, kenapa
mesti dia? Kenapa bukan aku saja yang Engkau ambil” aku menangis tersedu
dan kurasakan ibunda Andre memelukku, memintaku agar tenang.
Dua minggu sudah, namun bangkai dari
pesawat yang di tumpangi Andre tak juga di temukan. Sedih semakin
tersayat rasa hatiku. Kenapa mesti seperti ini? Adakah kata kata Andre
terakhir itu sebagai firasatnya, dia ingin membawa cintaku dan cintanya
pada dunia keabadianya. “ Andre, aku kangen” linangan air mataku kembali
mengurai kerinduanku kepada Andre yang tidak akan pernah ada
penghujungnya.
“ Ndre…..tak pernah terpikir olehku, tak
sedikitpun ku bayangkan kau akan pergi tinggalkan aku sendiri. Begitu
sulit ini ku bayangkan, sakit ku rasa kini kau tlah pergi tinggalkan
aku, tinggalkan kerinduan yang tak akan pernah ada penghujungnya. Tak
pernah kau biarkan aku walau hanya melihat senyummu yang beku. Sulit
untukku menerima ini semua. Entah bisakah aku hidup tanpa kamu. Aku tak
yakin. “
“ Ndre, kamu adalah bintang dalam hatiku.
Tapi kini kau telah pergi. Semua cerita kita tlah kau bawa pergi ke
dunia abadimu. Semua hanya tinggal kenangan. Bisakah aku mencari
pengganti yang sepertimu? Tidak, kamu hanya satu . Tapi demi kamu, demi
cinta kita aku akan tetap tersenyum untukmu disana. Semoga Engkau
tenang, bahagia di keabadianmu. I Love You Ndre.
Anda sopan kami Segan
Cantumkan Link Sumber,
Mari saling menghargai