Akhir Sebuah Penantian ~ ZiEVeR 0930

Akhir Sebuah Penantian

No Comments
 Cerpen sedih kali ini berjudul AKHIR SEBUAH PENANTIAN... Selamat membaca SAHABAT ZIEVER...

Kehadiran cinta menjadikan dunia indah penuh warna. Dengan cinta langkah terasa ringan, gairah hidup menjadi berlipat bahkan tanpa disadari cinta mampu membuat seseorang melakukan hal hal yang tidak pernah di duga.
Cinta yang tulus tidak mengenal jarak, waktu dan keadaan. Tidak ada sesuatu yang bisa menjadi batas dalam cinta, karena cinta lahir dan tinggal di dalam hati. Bentangan waktu dan hamparan samudera tidak juga bisa menjadi penghalang tumbuhnya cinta.
Perpisahan yang tercipta karena bentangan waktu dan hamparan samudera membuat hati kelu. Tetapi, kekuatan ketulusan cinta kasih akan mampu menjadi penyangga sekaligus benteng yang akan menjaga keutuhan suatu hubungan.
Sesuatu yang sangat sulit memang aku rasakan tak kala aku harus berpisah dengan orang yang sangat aku sayangi dan cintai. Tetapi tidak ada pilihan lain. Berpikir jauh ke depan untuk masa depan adalah hal utama yang harus di perhitungkan.
“ Sayank, maafkan Andre ya. Percayalah kita berpisah untuk sementara, semua ini demi masa depan kita berdua” ucapan Andre kekasihku seketika membuyarkan lamunanku. Seketika hatiku menjadi perih, rasa takut menyelinap tanpa aku minta.
Lima tahun ku jalani hari hari bersama dia. Susah, senang, menangis, tertawa aku selalu bersama dia. Andre adalah sosok kekasih yang baik untukku. Dia sangat menjaga, menghargai dan selalu menyayangiku sepenuh hati. Kapanpun dan dimanapun Andre selalu ada untukku.
Andre adalah sosok yang cerdas, jadi tidak heran kalau dia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studynya ke luar negeri. Australia adalah Negara yang di pilih Andre. Karena itulah dia akan meninggalkan aku sendiri, hanya berteman dengan cinta antara aku dan dia tanpa bisa melihat senyumnya yang biasanya selalu terlihat di setiap waktuku.
Waktu yang sudah di tentukan untuk keberangkatan Andre tiba. Saat inilah ujian cinta antara aku dan dia akan dimulai. Jarak dan waktu akan menjadi saksi sejauh mana, sedalam apa kekuatan cinta yang kami miliki.
Di dalam taxi yang membawa aku dan Andre menuju bandara, sepanjang perjalanan aku hanya membisu. Hatiku terasa pilu. Perasaan sedih dan takut menjalari hatiku. Selama ini aku tak pernah jauh sama dia dan sekarang aku akan di pisahkan oleh jarak dan waktu. Terpisah oleh bentangan lautan samudera. Meski Tehknologi sudah canggih dan jarak dan waktu bukanlah menjasi masalah tetapi hati ini tetaplah tidak bisa kompromi ingin rasanya selalu dekat bersama sama.
Detik detik perpisahan itu semakin dekat. Perasaanku semakin tidak karuan. Air mata seolah seperrti aliran sungai tak berbendung. Aku yakin Andre juga merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan. Kedewasaanyalah yang bisa menutupi perasaan itu. Dengan sabar dan penuh kasih sayang dia mencoba menenangkanku, menguatkan aku, dan meyakinkan bahwa jarak dan waktu bukanlah masalah, kesetiaanlah yang terpenting dan komunikasi. Keraguan akan kesetiaan memang tidak ada di antara aku dan dia, lima tahun bukan waktu yang singkat untuk kita mengenal satu sama lain, itulah yang juga menjadi alasan Andre yakin bahwa semua akan baik baik saja.
“Berjanjilah untukku, untuk cinta kita”, kata kata Andre yang semakin membuat pilu hatiku. Tangannya yang lembut mengusap air mataku yang semenjak di perjalanan tadi tak berhenti mengalir. Dia tersenyum seolah ingin menenangkanku.
“ Aku akan setia menunggumu, aku janji “ ucapku singkat seraya menhambur memeluknya. Isak tangisku pecah menderu. Semua terasa berat seperti berpisah untuk selama lamanya. Di belainya rambutku seraya membujukku untuk tenang.
Di genggamnya tanganku yang mungil, matanya menatapku sayu. Dia tahu apa yang aku rasakan karena dia merasakan hal yang sama. “ Aku juga berjanji akan menjaga semuanya, aku akan kembali seperti saat aku akan pergi hari ini , sebagai kekasihmu “. Di akhir kata katanya butiran bening itu terlihat di sudut matanya yang redup. Di rengkuhnya tubuhku yang mungil. Sejenak kami terdiam membiarkan hati kami saling bicara. Perlahan di lepaskanya genggaman tangan itu, di kecupnya keningku penuh cinta kasih.
“ I Love You “, “ I Love You too “. Kata singkat pengikat hati yang mampu mewakili segenap rasa yang ada di dalam jiwa, sebagai kata terakhir yang mengantar langkahnya meninggalkan aku di sini sendiri hanya berteman dengan cinta antara aku dan dia.
Sepanjang perjalanan pulang aku terdiam sepi. Pikiranku melayang. Hatiku berbicara sendiri, Air mata mengurai sedih yang tak bertepi.
“ Andre, aku akan selalu menantimu.Ku akan menanti, meski harus penantian panjang. Aku akan tetap setia menunggumu kutahu kau hanya untukku. Biarlah waktuku habis oleh penantian ini hingga kau percaya betapa besar cintaku padamu, ku tetap menanti “.
                                                ******
Waktu bergulir begitu cepat, detik menit, hari, bulan tak terasa ku lalui meski dalam bersendirian. Pada awal beberapa bulan pertama memang sulit aku rasakan, namun sebisa mungkin kusibukkan diri hingga aku bisa menjalani hari sendiri tanpa Andre di sisiku seperti biasanya. Meski begitu aku dan dia selalu berkomunikasi kapanpun dimanapun, dan itulah karenanya dia tetap bersa di sisiku meski raganya jauh disana.
Tak terasa setahun sudah berlalu, hubungan jarak jauh aku jalani tanpa sedikitpun rintangan. Perasaan yang selalu menyiksa, rindu yang kian membuncah semua membuat aku mengerti bahwa hanya dialah yang mampu memenangkan hatiku. Hanya dia yang mampu membuat aku tenang dan tersenyum menjalani hari hariku meski banyak goda yang datang tak satupun mampu menggoyahkan tulusnya kasih sayang serta cintaku sama Andre.
Tapi ternyata tidak begitu dengan Andre, entah karena apa suatu hari dia memintaku untuk melupakanya dan mencari penggantinya. Tak ada masalah sebelumya. Seperti langit cerah yang membiru dengan terik matahari yang bersahabat namun tiba tiba hujan badai menderu. Dia memintaku untuk mencari penggantinya agar aku tidak kesepian dan yang lebih menyakitkan dia sudah membagi cintanya dengan gadis teman kuliyahnya di negeri kanguru itu.
“ Lupakan aku, aku telah menghianatimu, aku mencintai gadis teman kuliahku” ku dengar suara andre waktu itu sedikitpun tak memikirkan perasaanku.
Air mata tak lagi bisa ku bendung. Hatiku sakit teriris sembilu. Andre yang dulu kini sudah berubah. Andre yang dulu sangat sayank dan menjaga perasaanku, tak pernah sekalipun menyakiti hatiku kini telah berbeda. Aku libung seketika. Langkahku terasa terhenti, aku berdiri tanpa pegangan aku bersandar tanpa sandaran.
Hatiku beku, berjuta tanya tanpa jawab berkecamuk menghiasi setiap waktuku. Melamun dan menangis hanya itulah yang aku lakukan setelah itu. Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku, tapi yang pasti perasaan dan cintaku pada Andre masih sama tak sedikitpun berubah, tak sedikitpun kebencian itu mengotori ketulusan cintaku padanya.
Waktu terus berlalu, berbulan bulan sudah tiada kabar berita dari andre. Semenjak pernyataan  keinginanya untuk memutuskan hubungan denganku, sama sekali dia tidak mau mendengarkan kata kataku, dia tidak mengerti perasaanku, tak pernah sekalipun dia menjawab sms, imail bahkan pesan pesan di FB ataupun YM tak pernah ada yang dia balas. Semua membuat aku sedih tak menentu. Aku tak bisa sedikitpun melupakan dia. Aku tetap mencintainya seperti dulu, tak berubah. Akhirnya ku putuskan meninggalkan pesan di FB serta ku kirim SMS yang sama dan tlah kukatakan itu pesan dan keputusan yang terakhir dariku.
“ Andre, cintaku masih seperti dulu tak berubah. Meski dirimu bukan milikku namun hatiku tetap untukmu, berjuta pilihan disisiku takkan bisa menggantikanmu. Walau badai menerpa cintaku takkan kulepas, berikan kesempatan untuk membuktikan kumampu jadi yang terbaik , aku masih yang terbaik untukmu, untuk cinta kita. Ku akan menanti dan menantimu sampai saat nanti sudah terlihat jelas bahwa kamu memang bukan untukku, baru saat itu aku akan melepasmu untuk bahagiamu “.
Setelah itu kuputuskan untuk tidak lagi mengganggu dan menghubungi Andre walau dalam hati setiap detik aku selalu mengharap kabar dari dia, kerinduanku akan dia sungguh hamper membuat aku gila.
Kusibukkan diriku dengan segala kegiatan agar aku bisa melupakanya. Banyak teman pria yang mencoba mendekatiku tapi sama sekali sosok Andre tak bisa tergantikan. Hanya dia satu di hatiku, bahkan semakin hari kerinduan yang ada semakin menguatkan cintaku walau aku tahu dia sudah meninggalkanku. Sakit memang tapi cintaku lebih kuat hingga sakit yang Andre torehkan tak mampu menggores rasa yang ada dalam hatiku.
Waktu semakin berlalu, tanpa kusadari empat tahun sudah perpisahanku sama Andre. Itu berarti tidak lama lagi Andre sudah harus kembali. Aku gelisah tiba tiba saja aku ingin menghubunginya. Aku ingin mendengar suaranya, aku ingin tahu keadaan dia, kapan dia akan kembali, masihkah dia berhubungan dengan gadis pilihanya itu. Tidak tahu kenapa tiba tiba bayangannya semakin buat aku resah. “ Ndre, adakah kamu mengingatku saat ini “ tanyaku dal hati seraya menatap wajahku dalam pantulan cermin.
“ dreeeet dreeettttt “ HP ku bergetar satu SMS masuk
Kubuka perlahan dengan malas. Sontak mataku melotot tak percaya. Aliran darahku seolah berhenti. Ingin menangis rasanya tapi seolah sudah tak ada persediaan air mata.. Berkali ku baca SMS itu untuk meyakinkan benarkah sms yang aku terima barusan. Rasanya seperti mimpi.
“ Cint….gimana kabarmu “ itulah sms singkat yang di kirim Andre.
Tanganku bergetar. Ingin rasanya berteriak pada dunia bahwa saat ini aku bahagia. Sangat bahagia. Bagaimana tidak pada saat aku bener bener merindukan dia, memikirkan dia, tiba tiba dia sms. Mungkinkah dia masih mencintaiku? Apakah dia akan kembali lagi padaku? Atau malah mungkin dia akan memberitahu bahwa dia akan menikah?. Ahhhh…… berjuta tanya tiba tiba mulai mempengaruhiku.
“ Ndre….aku baek. Kamu apa kabar? Kapan pulang? Aku kangen. Aku masih tetep seperti dulu. Aku masih menunggumu seperti pesan terakhir yang aku kirim untukmu”. Ku balas sms Andre sekalian ingin tahu apa yang ingin dia sampaikan setelah ini.
Ku tunggu . detik, menit jam dan hari berlalu tapi Andre tak juga membalas sms itu. Aku kian gelisah. Bayangan akan kenangan saat saat bersamanya membayang menari di pelupuk mataku. Air mata setia mengurai kebekuan hatiku. Seperti hujan yang ingin menyiram gersangnya jiwaku yang di landa kerinduan yang begitu membuncah. Entah dapatkah semua terbayar oleh pertemuan atau selamanya akan terus menyesak didada.
Suatu hari di ujung senja ku beranikan diri untuk menelfon dia. Aku sudah bertekad menanyakan kejelasan atas semua. Aku dah siapkan mental dan hatiku untuk bisa menerima apapun kenyataan yang mesti aku terima. Ku pencet nomor HP andre yang ada dalam menu phonebook di HPku terdengar nada sambung tapi lama tak terjawab. Ku coba lagi hingga ketiga kalinya barulah Andre mau menjawab.
“ Ndre….” Hanya kata itu yang keluar dari bibirku. Air mata seketika membanjir. Bibirku seolah terkunci.Aku tak bisa berkata apa apa. Aku tersedu dalam tangis pilu.
“ Cint,….jangan nangis please!! Maafin Andre. Maafin Andree sudah menyakiti, sudah mengkhianati cinta kita. Maafin Andre sayank “ .
Kata kata Andre semakin membuat tangisku kian tersedu. Ingin rasanya aku menghambur kedalam pelukanya hingga dia bisa merasakan apa yang aku rasakan sat ini, bagaimana rindunya aku selama ini. Aku tak bisa berkata apa apa.
“ Cint….aku sekarang tidak lagi bersama gadis yang aku pilih. Aku menyesal meninggalkanmu. Dia malah menghianatiku. Dia pergi meninggalkan aku dan memilih laki laki lain. Sekarang aku tahu apa yang kamu rasakan saat aku memutuskanmu dulu, bahkan tanpa aku mau mendengarkanmu, maafkan aku cint. Mungkin ini terlambat bagiku, mungkin kamu sekarang sudah ada penggantiku. Aku bisa terima karena itu juga yang kuinginkan dulu, tapi kenapa kamu menangis sayank…? Usap air matamu”.
“ Ndre, aku masih seperti dulu aku masih menunggumu sampai saat ini aku masih setia sama cinta kita. Kamu tak pernah tergantikan oleh siapapun “ kataku tetap dalam isak tangisku.
“ Cint,,,,maafkan aku “ suara Andre penuh penyesalan.
Sejak saat itu aku putuskan untuk membina lagi jalinan cintaku bersamanya yang pernah di putuskanya. Kali ini dia berjanji tidak akan meninggalkanku lagi. Senyumku kembali. Aku merasa lebih hidup. Amunisi baru seoalah merasuki jiwaku. Ku lalui hari hariku penuh semangat dan optimis. Menunggu kedatangan Andre yang di jadwalkan tiga bulan lagi dia akan pulang menemuiku. Dan Kita akan menikah.
Ahhh… seperti taman bunga suasana hatiku. Penuh dengan bunga indah merekah. Akhirnya penantianku akan berakhir bahagia. Cinta tulusku akan segera terwujud pada satu ikatan yang selama ini ku impikan. Pernikahan. Menikah dengan orang yang sangat aku cintai. Sungguh sangat bahagia walau baru sekedar membayangkan.
Waktu yang lama aku tunggu tiba. Hari ini Andre pulang. Aku bersama kedua orang tua Andre bersiap menuju bandara menyambut kedatangan Andre. Sebelum memasuki pesawat yang akan di naikinya tadi pagi Andre sempat menelfonku.
 “ Cint, aku tak sabar ingin melihat senyummu lagi. Aku tak tahu apakah aku masih di beri kesempatan untuk melihatnya lagi apa tidak. Cint aku sangat mencintai kamu. Kamu adalah gadis satu satuya yang bisa aku banggain. Cint, Ilove you so much. Sebentar lagi aku akan memelukmu, menyatukan cinta kita dalam keabadian “, setelah mengucapkan semua kata itu Andre menutup HPnya karena pesawat akan segera lepas landas.
Tiga puluh menit sudah berlalu, seharusnya pesawat yang di tumpangi Andree sudah mendarat. Aku juga semua orang yang sedang menunggu kedatangan kerabat, keluarga dan orang orang yang dicinta di kecam kegelisahan karena sudah setengah jam lebih jadwal pesawat itu mendarat terlewati. Di antara kegelisahan para penunggu tiba tiba suara petugas bandara melalu Microfon membuat suasana menjadi hingar bingar. Teriakan histeris tangis tiba tiba mengambil alih keheningan sebelumnya.
Pesawat yang di tumpangi Andre di nyatakan hilang alias kecelakaan dan belum bisa di ketahui dimana itu terjadi dan bagaimana keadaan pesawat tersebut.
Seketika aku merasa aliran darahku terhenti, tulang tulangku seperti keropos, melemas, pandanganku mendadak kabur, selanjutnya entah apa yang terjadi aku tidak tahu, aku ambruk tak sadarkan diri.
Saatku buka mata yang kulihat hanya kamar dengan ruangan serba putih. Rasa ngilu terasa di pergelangan tanganku akibat selang infus. Perlahan ku perjelas pandanganku, ku mencoba ingat apa yang sudah terjadi, tanpa ku minta air mataku menjawab hatiku pilu aku terisak kian menjadi. “ Ya Allah kenapa ini terjadi padaku, kenapa mesti dia? Kenapa bukan aku saja yang Engkau ambil” aku menangis tersedu dan kurasakan ibunda Andre memelukku, memintaku agar tenang.
Dua minggu sudah, namun bangkai dari pesawat yang di tumpangi Andre tak juga di temukan. Sedih semakin tersayat rasa hatiku. Kenapa mesti seperti ini? Adakah kata kata Andre terakhir itu sebagai firasatnya, dia ingin membawa cintaku dan cintanya pada dunia keabadianya. “ Andre, aku kangen” linangan air mataku kembali mengurai kerinduanku kepada Andre yang tidak akan pernah ada penghujungnya.
“ Ndre…..tak pernah terpikir olehku, tak sedikitpun ku bayangkan kau akan pergi tinggalkan aku sendiri. Begitu sulit ini ku bayangkan, sakit ku rasa kini kau tlah pergi tinggalkan aku, tinggalkan kerinduan yang tak akan pernah ada penghujungnya. Tak pernah kau biarkan aku walau hanya melihat senyummu yang beku. Sulit untukku menerima ini semua. Entah bisakah aku hidup tanpa kamu. Aku tak yakin. “
“ Ndre, kamu adalah bintang dalam hatiku. Tapi kini kau telah pergi. Semua cerita kita tlah kau bawa pergi ke dunia abadimu. Semua hanya tinggal kenangan. Bisakah aku mencari pengganti yang sepertimu? Tidak, kamu hanya satu . Tapi demi kamu, demi cinta kita aku akan tetap tersenyum untukmu disana. Semoga Engkau tenang, bahagia di keabadianmu. I Love You Ndre.

Anda sopan kami Segan

Cantumkan Link Sumber,
Mari saling menghargai

Diberdayakan oleh Blogger.
-->